10 partai yang telah lolos verifikasi dan siap bertarung pada PEMILU 2014 kini sudah mulai membuka diri untuk menjaring para Calon Legislator – Caleg. Berbagai cara ditempuh mulai dari Psikotes, tes kesehatan, tes akademik, hingga tes urine atau tes yang berhubungan dengan identifikasi pemakaian Narkoba.Semua itu dengan tujuan yang sama yaitu mendapatkan kader Caleg yang berkualitas baik dari jasmani, rohani dan intelektualitas. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso, terkait pemilihan Caleg, mengatakan, Partai Golkar akan memilih caleg terbaik yang diputuskan secara internal dan kriterianya tidak tertulis untuk public. Partai ini akan memilih kader asli daerah yang kemungkinan besar akan menang di daerahnya. Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, seperti apa yang dikatakan Sekretaris jenderal PDIP Tjahjo Kumolo, partainya kini sedang mengamati dan meneliti secara tertutup sejumlah intelektual yang berpotensi diundang menjadi caleg. Namun sebelumnya mereka akan mengikuti mekanisme pencalegan yang berlaku seperti wajib mengikuti psikotes dan tes urine. Namun apakah perekrutan caleg yang saat ini dilakukan oleh Partai perserta pemilu 2014 dapat memberikan hasil dan kualitas yang baik untuk masa depan bangsa dan negara ?
Saat ini partai cenderung merekrut figur caleg berdasarkan Popularitas atau seberapa banyak kemampuan keuangan calon untuk dapat berkontribusi kepada partai. Namun tertangkapnya politisi dan beberapa artis yang ditengarai dicalonkan oleh salah satu parpol untuk menjadi caleg, karena kasus narkoba, telah membuka mata para Panitia Seleksi caleg parpol dan masyarakat, perihal kualitas calon wakil rakyat yang duduk di DPR kelak. Dalam sebuah diskusi tentang pemilu di Jakarta, seorang guru besar ilmu politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, mengatakan, untuk mendapat anggota legislatif yang berkualitas harus dilakukan fit and proper test dengan mengacu pada tes intelektualitas, tes spiritual dan tes emosional. Mempunyai kecerdasan tinggi, tapi tidak mempunyai keimanan yang kuat akan membawa kehancuran karena tanpa moral dan akhlak yang bagus. Selain itu situasi dan lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat sering kali dalam tensi yang tinggi terutama dalam rapat pengambilan keputusan. Dapat dibayangkan jika tidak mengontrol emosi yang timbul adalah tarik menarik dan teriakan-teriakan penuh emosi. Karena itu dalam tahap penyeleksian kader dan caleg parpol 2014 diharapkan akan lebih baik, lebih selektif, lebih teliti dari Pemilu sebelumnya.
Sejatinya, keputusan diterima atau tidaknya caleg tergantung dari misi dan visi Parpol yang akan berkiprah di 2014. Jadi tidak harus bergantung pada sumber dana yang besar serta popularitas. Caleg dapat dinilai dari rekam jejak. Saat ini masyarakat sudah lebih pandai, dalam memilih. Figur yang menghambur-hamburkan uang dan hanya mengandalkan popularitas akhirnya akan menjadi sapi perahan saja oleh berbagai pihak. Jangan sampai caleg-caleg yang diusung para Partai Politik tidak disukai oleh rakyat sehingga kehadiran Golput atau golongan tidak memilih semakin besar dan akan merusak nilai demokrasi di Indonesia yang selama ini dipuji oleh masyarakat Internasional.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar