Senin, 20 Januari 2014

Konstituen Dijadikan Kawan

Jakarta (Lampost.co): Pertemuan dengan konstituen, itulah yang diucapkan Masinton Pasaribu, calon legislatif DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) saat ditanya Media Indonesia tentang gaya pendekatan dirinya kepada konstituen. Pria dari daerah pemilihan DKI Jakarta II dengan nomor urut 3 ini mengaku tidak hanya sekali mengunjungi konstituennya yang tersebar di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.

Ibarat pertemanan, kata dia, perlu adanya jalinan komunikasi yang intens hingga tumbuh rasa saling percaya antara calon wakil rakyat dengan konstituennya. Tak hanya itu, ia juga menilai turun ke bawah temui konstituen adalah cara terbaik melawan incumbent.

"Saya datang, memperkenalkan diri, menyampaikan ide dan gagasan. Saya mau membangun harapan bersama, ingin mengajak mereka berjuang. Saya datang dan berbuat begini bukan karena nyaleg lalu ngomong politik," tukas Masinton yang juga memegang jabatan sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional REPDEM (Relawan Perjuangan Demokrasi) Sayap PDI-P 2011-2016, Jakarta, Sabtu (11/1).

Aktivitas menemui warga diakuinya bukan suatu hal yang baru. Rumah Aspirasi yang menjadi Sekretariat REPDEM di kawasan Cikini, sambung Mashinton, juga sering menjadi tempat pengaduan warga yang ingin berkeluh kesah mengenai hal apapun termasuk ketika nanti dirinya sudah sah menjadi anggota DPR RI. Ditambah, kata dia, ada instruksi partainya kepada tiap kader baik itu yang berada di legislatif maupun pengurus untuk selalu berada di tengah masyarakat.

"Begini, masyarakat itu sebenarnya sederhana saja. Intinya (pemimpin) jangan melupakan rakyat. Sebab, mereka berangkat dari pengalaman sebelumnya karena diperlakukan begitu terus. Ditinggalkan, sehingga mereka cenderung tidak percaya lagi," tegasnya

Pria yang sempat menjadi juru bicara kampanye PDI-P ini tak jarang pula mendapat keluhan-keluhan yang spesifik dari warga konstituennya di masing-masing wilayah. Misalnya, soal sengekta tanah. Pihaknya kerap kali menegaskan kepada konstituennya bahwa ia adalah legislator, bukan eksekutor.

"Caleg itu harus bekerja untuk masyarakat, mengawal dan membuat undang-undang. Kita jelaskan bahwa kita ini legislator, bukan eksekutor. Kalau ada legislatif bilang bisa menyelesaikan semua permasalahan masyarkat itu sudah pasti bohong. Legislator itu penghubung masyarakat dengan negara. Eksekutornya tetap pemerintah," terang pria yang menginginkan duduk di Komisi IX DPR RI itu.

Hanya dengan ditemani seorang sekretariat REPDEM, siang itu, Masionton berkunjung ke Tanah Tinggi IV, Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Sebuah spanduk bertuliskan namanya di dekat pinggiran kali disulap sedemikian rupa menjadi Taman Aspirasi bentukannya. Tampak sudah akrab, pihaknya menyapa warga yang ditemuinya satu per satu kemudian memanggil seluruh pengurus RT dan RW setempat.

"Sebentar lagi kan Pemilu Legislatif, kalian ingin caleg yang seperti apa? Ibarat makanan, kita ingin menunya yang kayak apa? Pedas kah atau manis?" tanya Masinton kepada para pengurus RT 1 s/d 16 dan petugas RW 14.

Es teh manis dan kopi panas ikut menemani obrolan mereka di bawah pohon rindang yang menutupi sinaran matahari siang itu. Pada kesempatan tersebut, ia pun memperkenalkan diri dengan gaya yang santai serta menyempatkan diri menjelaskan pentingnya berpartisipasi dalam Pemilu 2014.

Salah satu warga setempat yang juga menjadi Ketua RT 04, Juanda, mengaku pihaknya menginginkan sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat. Sebab, ia menilai banyak anggota DPR yang tak lagi memperdulikan rakyat setelah duduk di kursi parlemen. Meski sering dikecewakan, ia mengaku masih membutuhkan wakil rakyat yang mau mendengarkan aspirasinya. Oleh sebab itu, ia memastikan akan mempergunakan suaranya di Pemilu 2014.

"Kita ingin yang dekat dengan rakyat. Masyarakat disini tidak banyak yang Golput. Karena kita merasa butuh wakil rakyat," paparnya.

Pembicaraan mereka tampak mulai mencair, ketika salah satu diantara mereka mengeluarkan celetukan, "NgoPi bareng Masionton, Ngobrol Pilihan," seloroh pria mengenakan kemeja warna hijau dan coklat bergaris diikuti gelak tawa pengurus RT/RW lainnya.

Sembari tertawa, Mashion menanggapi, "Begini nih kalau ngobrol dengan warga, ketemu aja idenya." Pernyataan ini langsung ditimpali oleh seseorang lainnya yang menggunakan kaos warna merah,"Asal jangan NgomPol, Ngomong Politik," sautnya. (*)

Sumber : MI
Editor : Sulaiman

Tidak ada komentar :

Posting Komentar