Potensi Desa di Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta, Terbagi Atas 5 daerah Administratif. Desa Ambarketawang, Desa Balecatur,Desa Banyuraden,Desa Nogotirto,Desa Trihanggo.
Senin, 21 Desember 2009
Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta
1. Kondisi Wilayah Kecamatan Gamping
Kecamatan Gamping adalah salah satu kecamatan di kabupaten Sleman dengan kode wilayah 34.04.050 yang berada di dalam propinsi D.I. Yogyakarta, yang terletak sekitar 6 km dari kota propinsi ke arah barat, atau sekitar 13 km ke arah barat daya dari kota kabupaten Sleman.
Alamat kantor kecamatan Gamping di Pedukuhan Patukan, desa Ambarketawang atau sekitar 1 km arah utara pasar Gamping.
Perbatasan wilayah, sebelah utara dan timur bagian utara kecamatan Mlati, sebelah timur bagian tengah kecamatan Jetis Kota Yogyakarta, sebelah timur bagian selatan dan sebelah selatan kecamatan Kasihan kabupaten Bantul, sebelah barat bagian selatan kecamatan Sedayu kabupaten Bantul dan sebelah barat bagian utara Kecamatan Godean dan Mlati.
Kecamatan Gamping terdiri dari 5 desa, semua desa masuk dalam klasifikasi daerah perkotaan. Status hukum desa adalah definitip, surat keputusan pembentukan wilayah dengan SK Mendagri. Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dan Badan Pengawas Desa (BPD) untuk masing-masing desa di kecamatan Gamping telah terbentuk atau ada semua.
Perangkat desa terdiri dari Lurah Desa, Sekertaris Desa, Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat, Kepala Urusan Umum dan Kepala Pedukuhan. Mereka mendapat imbalan gaji berupa tanah bengkok atau tanah garapan dari tanah milik desa bersangkutan, luas tanah garapannya bervariasi tergantung luas tanah bengkok yang dimiliki desa bersangkutan, masing-masing sekitar 1 sampai 6 ha, tergantung jabatannya. Disamping itu oleh Pemda Kabupaten Sleman diberikan insentip bulanan sekitar Rp.700.000, hingga 1.250.000,- per bulan yang dibayarkan setiap 3 bulan sekali.
Lurah desa dipilih langsung oleh penduduk setempat dengan pemungutan suara atau pemilu dan lama menjabat lurah desa 6 tahun, kemudian dapat dipilih kembali untuk kedua kali. Sekretaris desa adalah PNS Pemda Kabupaten Sleman yang ditempatkan di desa tersebut dengan SK Bupati, sedangkan Kepala Urusan diseleksi dengan ujian tertulis dan siapa yang rangking pertama, maka dia yang akan diusulkan untuk diangkat dengan keputusan Bupati sedangkan lama menjabat hingga umur 63 tahun..
Kepala Pedukuhan adalah staf desa yang mewilayahi satuan lingkungan setempat setingkat pedukuhan atau dusun atau beberapa kampung, Rw atau RT. Wilayah dusun ditetapkan dengan keputusan Bupati. Kepala Pedukuhan atau dusun dipilih secara langsung oleh penduduk dusun bersangkutan secara pemilu. Disetiap pedukuhan atau dusun ada Rukun Warga (RW) dan Rukun Tangga (RT).
Topografi wilayah kecamatan Gamping sebagian besar adalah dataran, dengan ketinggian dari permukaan laut 94 – 153 m, tanah sebagian besar berpasir dan bagian sebelah selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul tanah liat pegunungan bercampur batu putih atau gamping.
Luas wilayah kecamatan Gamping 29,25 km2, terdiri dari desa Balecatur 9,86 km2, Ambarketawang 6,28km2, Banyuraden 4,00 km2, Nogotirto 3,49 km2 dan Trihanggo 5,62 km2. Kecamatan Gamping terdapat 59 Pedukuhan, 187 Rw dan 542 RT. Administrasi kependudukan kelahiran, kematian, datang dan pindah serta mutasi kartu keluarga sudah berjalan secara teratur yaitu dikerjakan oleh kepala pedukuhan dilaporkan ke desa sampai tanggal 5 bulan berikutnya yang dikerjakan oleh Kepala Urusan Pemerintahan desa, kemudian dari desa dilaporkan ke kecamatan sampai tanggal 10 bulan berkutnya.
2. Kependudukan
Kondisi kependudukan di kecamatan Gamping, menurut hasil registrasi kependudukan pada akhir tahun 2008 terdapat 76.948 jiwa terdiri laki-laki 38.393 jiwa dan perempuan 38.555 jiwa dengan 17.782 kepala keluarga, diantaranya 12% kepala keluarga perempuan.
Mutasi penduduk selama 2008, kelahiran 354 laki-laki dan 295 perempuan. Kematian 212 laki-laki dan 143 perempuan, Penduduk Datang 1167 laki-laki dan 1213 perempuan, sedangkan penduduk yang pindah dari desa 564 laki-laki dan 637 perempuan.
Sekitar 48% keluarga bekerja disektor pertanian seperti padi sawah, peternakan, perikanan dan perkebunan, menurut podes 2008, BPS.
Keluarga miskin berdasarkan pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS sekitar 16% dari populasi dikategorikan miskin atau layak mendapat tunjangan sosial seperti pendidikan, kesehatan dan program pengentasan kemiskinan lainnya.
Peserta Keluarga Berencana (KB) berdasarkan pendataan pada Desember 2008 sekitar 76% dari seluruh PUS yang ada di kecamatan Gamping, terdiri 2.981 IUD, 593 MOW, 76 MOP, 188 Implant, 3.865 Suntikan, 1.734 Pil dan 979 Condom.
3. Perumahan
Salah satu kebutuhan mendasar setiap penduduk setelah makanan dan pakaian adalah perumahan. Setelah seharian bekerja mencari nafkah maka diperlukan tempat beristirahat dan bermalam biasanya disebut tempat tinggal atau rumah.
Kondisi perumahan di kecamatan gamping berdasarkan podes 2008, BPS, Bangunan fisik permanen 15.319 rumah dan belum permanen 2.032 rumah., sehingga total fisik rumah yang ada di kecamatan Gamping 17.351 rumah. Jika dibandingkan banyaknya fisik rumah (17.351) dengan banyaknya keluarga (17.782) masih kekurangan 431 rumah atau setiap 100 KK terdapat 2-3 KK yang belum menguasai rumah, walupun keadaan sebenarnya ada kepala keluarga yang memliki lebih dari satu fisik rumah.
Rumahtangga pemakai listrik sudah hampir 100%, akan tetapi rumahtangga yang punya meteran sendiri diduga baru sekitar 80%. Di Desa Balecatur dan Ambarketawang sebelah selatan ada beberapa rumah yang belum terjangakau listrik PLN karena belum ada jaringan listrik. Tetapi dapat menikmati listrik PLN dengan cara nyabang atau cabang dari tetangganya.
Pembangunan rumah di lokasi kumuh tidak ada, di bantaran sungai ada 8 rumah, dan rumah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi tidak ada, karena di Gamping tidak ada jaringan listrik tegangan tinggi. Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat dalam membangun rumah sudah relatif baik, memenuhi tingkat keamanan dan kesehatan.
Penerangan jalan umum desa telah ada disetiap desa yaitu menggunakan listrik PLN, yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan swadaya masyarakat.
4. Lingkungan Hidup
Menjaga lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama antara masyarakat dan pemerintah. Di kecamatan Gamping sebagian besar penduduk membuang sampah di tempat yang dibuat sendiri di masing-masing rumah tempat tinggalnya yaitu dibuang di lubang yang tersedia kemudian dibakar. Sebagian pedukuhan ada yang telah mampu mengolah sampah untuk pupuk organik. Akan tetapi masih ada sebagian kecil rumahtanga membuang sampah ke kali seperti yang terjadi di pinggiran kali.
Jamban dengan tangki septip di kecamatan Gamping belum semuanya menggunakan, walaupun sebagian besar sudah menggunakan jamban sendiri, baik dibuat memenuhi syarat kesehatan dan atau ada yang hanya di kolam, dilubang serta masih ada yang di sungai karena tidak ada jamban atau kolam.
Sumber air minum sebagian besar dari sumur yang dibuat sendiri, ada sebagian kecil memakai PAM dan Air kemasan. Sumber air minum dari sungai, air hujan dan mata air sudah tidak digunakan untuk air minum. Pembuatan sumur dikerjakan sendiri oleh warga kecamatan Gamping dengan kedalaman permukaan air sekitar 2 – 25 m, wilayah Desa Ambarketawang dan Balecatur bagian selatan merupakan perbukitan dan sebagian membuat sumur dengan kedalaman hingga 25 meter. Kadang jika musim kemarau panjang terpaksa turun bukit hanya untuk mengambil air minum. Untuk mengurangi kedalaman permukaan air, maka perlu sosialisasi tentang sumur resapan di komplek perumahan terutama di wilayah timur desa Banyuraden, selatan Ambarketawang dan sebelah selatan wilayah Desa Balecatur. Atau mewajibkan para pengembang perumahan untuk mebuatkan resapan air hujan dan limbah cucian. Gamping merupakan daerah pengembangan perumahan, industri dan jasa, jika tanpa antisipasi lingkungan hidup akan menjadi masalah dikemudian hari.
Lingkungan rumah semi perkotaan sebagian besar memasak dengan bahan bakar gas dan sebagian kecil minyak tanah atau kayu bakar.
Keluhan masyarakat tentang pencemaran tanah dan air juga belum ada. Hanya wilayah tertentu seperti desa Balecatur, Banyuraden dan Ambarketawang ada masyarakat yang mengeluh tentang bau peternakan babi. Walaupun sebelah selatan dan barat sebagai kawasan industri belum ada yang merasa tercemar. Demikian juga wilayah tengan kawasan sektor jasa dan perdagangan.
Lahan kritis dan pemanfaatan lahan disebelah selatan dan pinggiran sungai belum maksimal. Bencana alam dari sungai, gempa bumi dan gunung berapi tidak ada selama 2008, menurut Podes 2008. BPS.
5. Lahan dan Penggunaannya
Luas wilayah kecamatan Gamping 29,25 km2, dengan luas sawah 1118 ha, tanah bukan sawah atau ladang dan pemukinan serta perkantoran 1.585,3 ha dan lainnya seperti lapangan, jalan sungai kuburan dsb 221,7 ha.
Proporsi lahan bukan sawah dengan lahan sawah relatip besar, disamping pertumbuhan perumahan wilayah gamping selatan merupakan perbukitan yang hanya bisa ditanami pohon tahunan sebagian juga ladang untuk tanaman polowijo, hortikultura berupa sayuran dan sebagian besar tanaman perkebunan rakyat. Pohon kayu-kayuan seperti jati, mahoni 20 tahun mendatang akan menjadi aset yang relatip besar dikemudian hari. Adanya penyuluhan dan proyek pohon kayu-kayuan mendorong wilayah selatan gamping terutama desa Balecatur tumbuh tanaman kayu-kayuan, walapun masih perlu ditingkatkan karena masih adanya lahan yang belum dimanfaatkan dengan baik. Maka kesinambungan proyek ini sebagai investasi dan pemanfaatan lahan rakyat.
Wilayah gamping merupakan wilayah pengembangan, sehingga selama 3 tahun terakhir terjadi mutasi status tanah sawah menjadi tanah pemukiman, perkantoran dan industri.
Sertfikat tanah sudah berjalan dan warga masyarakat sudah menyadari pentingnya sertifikat tanah, karena pernah menjadi sasaran prona atau proyek sertifikat nasional.
6. Fasilitas Ekonomi
Menurut Podes 2008, BPS, fasilitas ekonomi cukup merata, seperti kelompok pertokoan, rumah makan, warung/kios, bank/perkreditan, semua desa telah ada. Pasar hanya desa Nogotirto yang belum tersedia akan tetapi untuk menjangkau pasar tidak terlalu jauh, dan waktu tempuh dengan kendaraan bermotor hanya sekitar 10 menit
7. Perhubungan dan Komunikasi
Fasilitas jalan untuk menghubungkan antar desa di kecamatan Gamping telah semua beraspal dan dapat dilalui kendaraan bermotor roda empat.
Angkutan utama yang digunakan penduduk untuk menuju kecamatan atau akses ke kota dapat menggunakan kendaraan bermotor umum roda empat Wilayah tengah dan selatan kecamatan gamping dilalui jalur bus kota dan antar propinsi. Sebelah utara dan timur dilalui ring road dan merupakan jalur angkutan antar propinsi maupun antar kecamatan.
Pelanggan telepon kabel cukup banyak sekitar 4020 keluarga atau sekitar 23 % dari total keluaraga yang ada karena jaringan telepon kabel sudah ada di setiap desa.. Tentang keluaraga menguasi hand phone, diduga 50% lebih, dewasa ini hand phone bukan hanya milik kelompok menengah atas saja tetapi kelompok bawah sudah ada yang punya, hand phone bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi sudah lebih ke hiburan, kebutuhan gaya hidup biasa atau bukan barang mewah lagi. Apalagi sinyal HP di wilayah Gamping semua desa sinyalnya kuat untuk semua opertor seluler. Telepon umum baik coin maupun kartu sudah punah karena tidak ekonomis lagi.
Wartel semua desa sudah ada, walaupun sudah tidak ekonomis lagi. Warnet mudah dijangkau untuk desa Balecatur dan Ambarketawang, sedangkan desa lainnya sudah ada warnet. Untuk desa Ambarketawang sudah ada komplek perumahan yang difasilitasi internet disetiap rumahnya.
8. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan dari SD sampai SMTA hampir tidak ada masalah, Fasilitas SD disetiap desa sudah ada, SMTP dan SMTA juga cukup, jika tidak ada di desa tersebut lokasinyapun mudah dijangkau.
Yang menjadi masalah adalah biaya pendidikan diantaranya sumbangan uang gedung, daftar ulang, uang buku, seragam dan les atau bimbingan, baik sekolah negeri apalagi swasta. Kecenderungan setiap sekolah buat program bimbingan dan ektra kurikuler, diduga proses belajar diprogram kurang waktunya, sehingga dapat diprogram untuk menyelenggarakan bimbingan untuk tambahan honor para guru dan kepanitiaannya.
Kecendurangan proses pembeljaran yang akan menghadapi ujian nasional diprogram hanya untuk mencapai nem tertinggi dengan kelulusan 100% dengan DRILL soal-saol UAN secara terus menerus. Proses pendidikan yang sebenarnya untuk membantu proses perkembangan kecerdasan, kreatifitas dan dimamika untuk menghadapi perubahan kedepan, tetapi hanya sekedar untuk sesaat yaitu kelulusan saja.
9. Kesehatan dan Gisi
Fasilitas Kesehatan di kecamatan Gamping tidak ada masalah, karena semua telah ada fasilitas kesehatan. Puskesmas walau cuma ada 2 yaitu di Amabarketawang dan Banyuraden, tetapi desa lainnya tersedia fasilitas Puskesmas Pembantu.
Dokter praktet disetiap desa sudah ada, bahkan Rumah sakit, poliklinik mudah terjangkau. Paramedis prakter juga tersedia, tempat persalinan juga mudah, dukun bayi disetiap desa juga sudah ada. Khusus persalinan bayi dewasa ini hampir sudah tidak menggunakan jasa dukun bayi lagi.
10. Sosial Budaya
Agama yang dianut penduduk Gamping adalah Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha. Sebagian besar memeluk agama Islam. Fasilitas masjid ada sekitar 113 buah, Gereja 6 buah sedangan Pure dan Wihara belum ada.
Keberadaaan Majelis Ta’lim dan kelompok kebaktian sudah ada dan ada kegiatannya. LSM yang berkantor di wilayah kecamatan gamping ada di Nogotirto dan Trihanggo tetapi kegiatan LSM pernah ada di masing-masing desa.
Eknis atau suku penduduk gamping sebagian besar suku jawa, dan suku-suku lainnnya seperti dari pulau Kalimantan, Sumatra. Ambon, Sulawesi sampai Irian ada yang tinggal di Gamping dan tidak ada masalah kesukusn/eknis.
Judi, masih ada sebagian kecil penduduk yang melakukan, secara sembunyi-sembunyi. Tempat lokalisasi dan tempat makal PSK tidak ada.
Fasilitas olah-raga seperti lapangan Sepak Bola, bulutangkis, BolaVoly semua desa tersedia dan ada kegiatannya. Fasiltas hiburan seperti Gedung Bioskop, Pub, Discotik dan Karaoke di gamping belum ada.
11. Keamanan
Selama pertengahan 2007 hingga pertengahan 2008 tidak ada perkelahian masal baik antar kelompok warga, antar warga desa, warga dengan aparat keamanan atau aparat pemerintahan, pelajar, mahasiswa maupun antar Suku.
Jenis kejahatan yang populer adalah pencurian, kejadiannya ada disetiap desa, kejadian penganiayaan dan pembunuhan ada di Banyuraden, terjadi penyalahgunaan narkoba di Balecatur dan yang paling aman di Ambarketawang dan Nogotirto akan tetapi secara umum kejadian diatas dibanding tahun sebelumnya ada kenaikan.
12. Hal Lain Yang Perlu Diperhatikan
Kecamatan Gamping adalah salah satu kecamatan di kabupaten Sleman dengan kode wilayah 34.04.050 yang berada di dalam propinsi D.I. Yogyakarta, yang terletak sekitar 6 km dari kota propinsi ke arah barat, atau sekitar 13 km ke arah barat daya dari kota kabupaten Sleman.
Alamat kantor kecamatan Gamping di Pedukuhan Patukan, desa Ambarketawang atau sekitar 1 km arah utara pasar Gamping.
Perbatasan wilayah, sebelah utara dan timur bagian utara kecamatan Mlati, sebelah timur bagian tengah kecamatan Jetis Kota Yogyakarta, sebelah timur bagian selatan dan sebelah selatan kecamatan Kasihan kabupaten Bantul, sebelah barat bagian selatan kecamatan Sedayu kabupaten Bantul dan sebelah barat bagian utara Kecamatan Godean dan Mlati.
Kecamatan Gamping terdiri dari 5 desa, semua desa masuk dalam klasifikasi daerah perkotaan. Status hukum desa adalah definitip, surat keputusan pembentukan wilayah dengan SK Mendagri. Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dan Badan Pengawas Desa (BPD) untuk masing-masing desa di kecamatan Gamping telah terbentuk atau ada semua.
Perangkat desa terdiri dari Lurah Desa, Sekertaris Desa, Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat, Kepala Urusan Umum dan Kepala Pedukuhan. Mereka mendapat imbalan gaji berupa tanah bengkok atau tanah garapan dari tanah milik desa bersangkutan, luas tanah garapannya bervariasi tergantung luas tanah bengkok yang dimiliki desa bersangkutan, masing-masing sekitar 1 sampai 6 ha, tergantung jabatannya. Disamping itu oleh Pemda Kabupaten Sleman diberikan insentip bulanan sekitar Rp.700.000, hingga 1.250.000,- per bulan yang dibayarkan setiap 3 bulan sekali.
Lurah desa dipilih langsung oleh penduduk setempat dengan pemungutan suara atau pemilu dan lama menjabat lurah desa 6 tahun, kemudian dapat dipilih kembali untuk kedua kali. Sekretaris desa adalah PNS Pemda Kabupaten Sleman yang ditempatkan di desa tersebut dengan SK Bupati, sedangkan Kepala Urusan diseleksi dengan ujian tertulis dan siapa yang rangking pertama, maka dia yang akan diusulkan untuk diangkat dengan keputusan Bupati sedangkan lama menjabat hingga umur 63 tahun..
Kepala Pedukuhan adalah staf desa yang mewilayahi satuan lingkungan setempat setingkat pedukuhan atau dusun atau beberapa kampung, Rw atau RT. Wilayah dusun ditetapkan dengan keputusan Bupati. Kepala Pedukuhan atau dusun dipilih secara langsung oleh penduduk dusun bersangkutan secara pemilu. Disetiap pedukuhan atau dusun ada Rukun Warga (RW) dan Rukun Tangga (RT).
Topografi wilayah kecamatan Gamping sebagian besar adalah dataran, dengan ketinggian dari permukaan laut 94 – 153 m, tanah sebagian besar berpasir dan bagian sebelah selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul tanah liat pegunungan bercampur batu putih atau gamping.
Luas wilayah kecamatan Gamping 29,25 km2, terdiri dari desa Balecatur 9,86 km2, Ambarketawang 6,28km2, Banyuraden 4,00 km2, Nogotirto 3,49 km2 dan Trihanggo 5,62 km2. Kecamatan Gamping terdapat 59 Pedukuhan, 187 Rw dan 542 RT. Administrasi kependudukan kelahiran, kematian, datang dan pindah serta mutasi kartu keluarga sudah berjalan secara teratur yaitu dikerjakan oleh kepala pedukuhan dilaporkan ke desa sampai tanggal 5 bulan berikutnya yang dikerjakan oleh Kepala Urusan Pemerintahan desa, kemudian dari desa dilaporkan ke kecamatan sampai tanggal 10 bulan berkutnya.
2. Kependudukan
Kondisi kependudukan di kecamatan Gamping, menurut hasil registrasi kependudukan pada akhir tahun 2008 terdapat 76.948 jiwa terdiri laki-laki 38.393 jiwa dan perempuan 38.555 jiwa dengan 17.782 kepala keluarga, diantaranya 12% kepala keluarga perempuan.
Mutasi penduduk selama 2008, kelahiran 354 laki-laki dan 295 perempuan. Kematian 212 laki-laki dan 143 perempuan, Penduduk Datang 1167 laki-laki dan 1213 perempuan, sedangkan penduduk yang pindah dari desa 564 laki-laki dan 637 perempuan.
Sekitar 48% keluarga bekerja disektor pertanian seperti padi sawah, peternakan, perikanan dan perkebunan, menurut podes 2008, BPS.
Keluarga miskin berdasarkan pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS sekitar 16% dari populasi dikategorikan miskin atau layak mendapat tunjangan sosial seperti pendidikan, kesehatan dan program pengentasan kemiskinan lainnya.
Peserta Keluarga Berencana (KB) berdasarkan pendataan pada Desember 2008 sekitar 76% dari seluruh PUS yang ada di kecamatan Gamping, terdiri 2.981 IUD, 593 MOW, 76 MOP, 188 Implant, 3.865 Suntikan, 1.734 Pil dan 979 Condom.
3. Perumahan
Salah satu kebutuhan mendasar setiap penduduk setelah makanan dan pakaian adalah perumahan. Setelah seharian bekerja mencari nafkah maka diperlukan tempat beristirahat dan bermalam biasanya disebut tempat tinggal atau rumah.
Kondisi perumahan di kecamatan gamping berdasarkan podes 2008, BPS, Bangunan fisik permanen 15.319 rumah dan belum permanen 2.032 rumah., sehingga total fisik rumah yang ada di kecamatan Gamping 17.351 rumah. Jika dibandingkan banyaknya fisik rumah (17.351) dengan banyaknya keluarga (17.782) masih kekurangan 431 rumah atau setiap 100 KK terdapat 2-3 KK yang belum menguasai rumah, walupun keadaan sebenarnya ada kepala keluarga yang memliki lebih dari satu fisik rumah.
Rumahtangga pemakai listrik sudah hampir 100%, akan tetapi rumahtangga yang punya meteran sendiri diduga baru sekitar 80%. Di Desa Balecatur dan Ambarketawang sebelah selatan ada beberapa rumah yang belum terjangakau listrik PLN karena belum ada jaringan listrik. Tetapi dapat menikmati listrik PLN dengan cara nyabang atau cabang dari tetangganya.
Pembangunan rumah di lokasi kumuh tidak ada, di bantaran sungai ada 8 rumah, dan rumah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi tidak ada, karena di Gamping tidak ada jaringan listrik tegangan tinggi. Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat dalam membangun rumah sudah relatif baik, memenuhi tingkat keamanan dan kesehatan.
Penerangan jalan umum desa telah ada disetiap desa yaitu menggunakan listrik PLN, yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan swadaya masyarakat.
4. Lingkungan Hidup
Menjaga lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama antara masyarakat dan pemerintah. Di kecamatan Gamping sebagian besar penduduk membuang sampah di tempat yang dibuat sendiri di masing-masing rumah tempat tinggalnya yaitu dibuang di lubang yang tersedia kemudian dibakar. Sebagian pedukuhan ada yang telah mampu mengolah sampah untuk pupuk organik. Akan tetapi masih ada sebagian kecil rumahtanga membuang sampah ke kali seperti yang terjadi di pinggiran kali.
Jamban dengan tangki septip di kecamatan Gamping belum semuanya menggunakan, walaupun sebagian besar sudah menggunakan jamban sendiri, baik dibuat memenuhi syarat kesehatan dan atau ada yang hanya di kolam, dilubang serta masih ada yang di sungai karena tidak ada jamban atau kolam.
Sumber air minum sebagian besar dari sumur yang dibuat sendiri, ada sebagian kecil memakai PAM dan Air kemasan. Sumber air minum dari sungai, air hujan dan mata air sudah tidak digunakan untuk air minum. Pembuatan sumur dikerjakan sendiri oleh warga kecamatan Gamping dengan kedalaman permukaan air sekitar 2 – 25 m, wilayah Desa Ambarketawang dan Balecatur bagian selatan merupakan perbukitan dan sebagian membuat sumur dengan kedalaman hingga 25 meter. Kadang jika musim kemarau panjang terpaksa turun bukit hanya untuk mengambil air minum. Untuk mengurangi kedalaman permukaan air, maka perlu sosialisasi tentang sumur resapan di komplek perumahan terutama di wilayah timur desa Banyuraden, selatan Ambarketawang dan sebelah selatan wilayah Desa Balecatur. Atau mewajibkan para pengembang perumahan untuk mebuatkan resapan air hujan dan limbah cucian. Gamping merupakan daerah pengembangan perumahan, industri dan jasa, jika tanpa antisipasi lingkungan hidup akan menjadi masalah dikemudian hari.
Lingkungan rumah semi perkotaan sebagian besar memasak dengan bahan bakar gas dan sebagian kecil minyak tanah atau kayu bakar.
Keluhan masyarakat tentang pencemaran tanah dan air juga belum ada. Hanya wilayah tertentu seperti desa Balecatur, Banyuraden dan Ambarketawang ada masyarakat yang mengeluh tentang bau peternakan babi. Walaupun sebelah selatan dan barat sebagai kawasan industri belum ada yang merasa tercemar. Demikian juga wilayah tengan kawasan sektor jasa dan perdagangan.
Lahan kritis dan pemanfaatan lahan disebelah selatan dan pinggiran sungai belum maksimal. Bencana alam dari sungai, gempa bumi dan gunung berapi tidak ada selama 2008, menurut Podes 2008. BPS.
5. Lahan dan Penggunaannya
Luas wilayah kecamatan Gamping 29,25 km2, dengan luas sawah 1118 ha, tanah bukan sawah atau ladang dan pemukinan serta perkantoran 1.585,3 ha dan lainnya seperti lapangan, jalan sungai kuburan dsb 221,7 ha.
Proporsi lahan bukan sawah dengan lahan sawah relatip besar, disamping pertumbuhan perumahan wilayah gamping selatan merupakan perbukitan yang hanya bisa ditanami pohon tahunan sebagian juga ladang untuk tanaman polowijo, hortikultura berupa sayuran dan sebagian besar tanaman perkebunan rakyat. Pohon kayu-kayuan seperti jati, mahoni 20 tahun mendatang akan menjadi aset yang relatip besar dikemudian hari. Adanya penyuluhan dan proyek pohon kayu-kayuan mendorong wilayah selatan gamping terutama desa Balecatur tumbuh tanaman kayu-kayuan, walapun masih perlu ditingkatkan karena masih adanya lahan yang belum dimanfaatkan dengan baik. Maka kesinambungan proyek ini sebagai investasi dan pemanfaatan lahan rakyat.
Wilayah gamping merupakan wilayah pengembangan, sehingga selama 3 tahun terakhir terjadi mutasi status tanah sawah menjadi tanah pemukiman, perkantoran dan industri.
Sertfikat tanah sudah berjalan dan warga masyarakat sudah menyadari pentingnya sertifikat tanah, karena pernah menjadi sasaran prona atau proyek sertifikat nasional.
6. Fasilitas Ekonomi
Menurut Podes 2008, BPS, fasilitas ekonomi cukup merata, seperti kelompok pertokoan, rumah makan, warung/kios, bank/perkreditan, semua desa telah ada. Pasar hanya desa Nogotirto yang belum tersedia akan tetapi untuk menjangkau pasar tidak terlalu jauh, dan waktu tempuh dengan kendaraan bermotor hanya sekitar 10 menit
7. Perhubungan dan Komunikasi
Fasilitas jalan untuk menghubungkan antar desa di kecamatan Gamping telah semua beraspal dan dapat dilalui kendaraan bermotor roda empat.
Angkutan utama yang digunakan penduduk untuk menuju kecamatan atau akses ke kota dapat menggunakan kendaraan bermotor umum roda empat Wilayah tengah dan selatan kecamatan gamping dilalui jalur bus kota dan antar propinsi. Sebelah utara dan timur dilalui ring road dan merupakan jalur angkutan antar propinsi maupun antar kecamatan.
Pelanggan telepon kabel cukup banyak sekitar 4020 keluarga atau sekitar 23 % dari total keluaraga yang ada karena jaringan telepon kabel sudah ada di setiap desa.. Tentang keluaraga menguasi hand phone, diduga 50% lebih, dewasa ini hand phone bukan hanya milik kelompok menengah atas saja tetapi kelompok bawah sudah ada yang punya, hand phone bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi sudah lebih ke hiburan, kebutuhan gaya hidup biasa atau bukan barang mewah lagi. Apalagi sinyal HP di wilayah Gamping semua desa sinyalnya kuat untuk semua opertor seluler. Telepon umum baik coin maupun kartu sudah punah karena tidak ekonomis lagi.
Wartel semua desa sudah ada, walaupun sudah tidak ekonomis lagi. Warnet mudah dijangkau untuk desa Balecatur dan Ambarketawang, sedangkan desa lainnya sudah ada warnet. Untuk desa Ambarketawang sudah ada komplek perumahan yang difasilitasi internet disetiap rumahnya.
8. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan dari SD sampai SMTA hampir tidak ada masalah, Fasilitas SD disetiap desa sudah ada, SMTP dan SMTA juga cukup, jika tidak ada di desa tersebut lokasinyapun mudah dijangkau.
Yang menjadi masalah adalah biaya pendidikan diantaranya sumbangan uang gedung, daftar ulang, uang buku, seragam dan les atau bimbingan, baik sekolah negeri apalagi swasta. Kecenderungan setiap sekolah buat program bimbingan dan ektra kurikuler, diduga proses belajar diprogram kurang waktunya, sehingga dapat diprogram untuk menyelenggarakan bimbingan untuk tambahan honor para guru dan kepanitiaannya.
Kecendurangan proses pembeljaran yang akan menghadapi ujian nasional diprogram hanya untuk mencapai nem tertinggi dengan kelulusan 100% dengan DRILL soal-saol UAN secara terus menerus. Proses pendidikan yang sebenarnya untuk membantu proses perkembangan kecerdasan, kreatifitas dan dimamika untuk menghadapi perubahan kedepan, tetapi hanya sekedar untuk sesaat yaitu kelulusan saja.
9. Kesehatan dan Gisi
Fasilitas Kesehatan di kecamatan Gamping tidak ada masalah, karena semua telah ada fasilitas kesehatan. Puskesmas walau cuma ada 2 yaitu di Amabarketawang dan Banyuraden, tetapi desa lainnya tersedia fasilitas Puskesmas Pembantu.
Dokter praktet disetiap desa sudah ada, bahkan Rumah sakit, poliklinik mudah terjangkau. Paramedis prakter juga tersedia, tempat persalinan juga mudah, dukun bayi disetiap desa juga sudah ada. Khusus persalinan bayi dewasa ini hampir sudah tidak menggunakan jasa dukun bayi lagi.
10. Sosial Budaya
Agama yang dianut penduduk Gamping adalah Islam, Katholik, Kristen, Hindu dan Budha. Sebagian besar memeluk agama Islam. Fasilitas masjid ada sekitar 113 buah, Gereja 6 buah sedangan Pure dan Wihara belum ada.
Keberadaaan Majelis Ta’lim dan kelompok kebaktian sudah ada dan ada kegiatannya. LSM yang berkantor di wilayah kecamatan gamping ada di Nogotirto dan Trihanggo tetapi kegiatan LSM pernah ada di masing-masing desa.
Eknis atau suku penduduk gamping sebagian besar suku jawa, dan suku-suku lainnnya seperti dari pulau Kalimantan, Sumatra. Ambon, Sulawesi sampai Irian ada yang tinggal di Gamping dan tidak ada masalah kesukusn/eknis.
Judi, masih ada sebagian kecil penduduk yang melakukan, secara sembunyi-sembunyi. Tempat lokalisasi dan tempat makal PSK tidak ada.
Fasilitas olah-raga seperti lapangan Sepak Bola, bulutangkis, BolaVoly semua desa tersedia dan ada kegiatannya. Fasiltas hiburan seperti Gedung Bioskop, Pub, Discotik dan Karaoke di gamping belum ada.
11. Keamanan
Selama pertengahan 2007 hingga pertengahan 2008 tidak ada perkelahian masal baik antar kelompok warga, antar warga desa, warga dengan aparat keamanan atau aparat pemerintahan, pelajar, mahasiswa maupun antar Suku.
Jenis kejahatan yang populer adalah pencurian, kejadiannya ada disetiap desa, kejadian penganiayaan dan pembunuhan ada di Banyuraden, terjadi penyalahgunaan narkoba di Balecatur dan yang paling aman di Ambarketawang dan Nogotirto akan tetapi secara umum kejadian diatas dibanding tahun sebelumnya ada kenaikan.
12. Hal Lain Yang Perlu Diperhatikan
Profil ini, dibuat untuk membantu mengenal Kecamatan Gamping, secara sekilas. Sumber data sebagian besar berasal dari pengumpulan data Podes 2008. Data podes masih banyak kelemahannya karena hanya dikumpulkan berdasarkan wawancara dengan aparat desa. Sedangkan data di setiap desa ada yang lengkap dan ada yang kurang, beberapa data hanya kira-kira atau dugaan aparat desa, karena administrasi desa belum cukup baik Podes dikumpulkan sekitar 3 tahun sekali menjelang dilakukan sensus penduduk, pertanian dan ekonomi oleh BPS.
Walaupun pengumpulannya sekitar 3 tahun sekali, data ini cukup baik untuk dilakukan analisis sederhana hingga lanjut baik untuk membandingkan antar desa, kecamatan, kabupaten bahkan propinsi. Perubahan fasilitas desa atau potensi desa selama tiga tahun relatip kecil, jika tidak ada program pembangunan khusus atau intervensi khusus.
Demikian sekilas tentang potensi kecamatan Gamping. Bagi anda yang ingin lebih detail tentang kecamatan Gamping silahkan download Ebook Kecamatan Gamping Dalam Angka 2008, PDRB Kecamatan Gamping 2007, Tinjauan Ekonomi Kecamatan Gamping 2007 Di http: kecamatangamping.blogspot.com. Atau dapat menghubungi KSK kecamatan Gamping Sleman, BPS Kabupaten Sleman, BPS Propinsi D.I. Yogyakarta dan BPS Pusat Jakarta.
Diposkan oleh Blog di 07.35
Tidak ada komentar :
Posting Komentar