Rabu, 12 Maret 2014
Pemberi Dan Menerima Money Politik,Bisa Dikenakan Pidana Pemilu
Spirit-News-Com.-Perlu diketahui semua rakyat di seluruh Indonesia,sehubungan maraknya money politik jelang pelaksanaan Pemilu Tahun 2014,tersisa H mines 39 hari lagi dan biasanya sudah banyak yang melakukan serangan money politik maupun bagi – bagi sembako dengan menggunakan ketidak berdayaan masyarakat dibidang ekonomi, untuk itu masyarakat pangkep diharap tidak menerima uang, barang, atau jasa yang bertujuan untuk mempengaruhi hak pilihnya.
Pasalnya, warga yang terbukti menerima pemberian tersebut bisa dihukum pidana yang sama dengan si pemberi,lebih lanjut ditutrkan oleh Nur Achmad, bagi yang terbukti melakukan money politic, sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 bisa dikenakan sanksi berupa pidana penjara maksimal selama 3 tahun dan denda maksimal Rp36 juta.
Sementara pada prinsipnya sama saja, antara pemberi dan penerima, sama-sama melakukan politik uang. Bedanya, satu memberi, yang satu menerima, tapi kan sama saja,” jelas Nur Achmat Komisioner Non Aktif Panwaslu Pangkep, Sabtu (2/3/14).
Diungkapkan Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi bahwa tingginya biaya politik yang dikeluarkan calon anggota legeslatif merupakan gambaran dari wajah perpolitikkan kita yang serba instan.
Sedangkan para Caleg ingin segera menjadi anggota parlemen tanpa kerja keras dan kerja cerdas dengan melakukan kerja-kerja politik yang turun ke lapangan tetapi dengan cara membayar. Caleg butuh suara sebanyak-banyaknya dan rakyat yang terbiasa dengan praktek money politics juga mengharap adanya imbalan uang.
Saat ini beberapa temuan Indikator Politik tentang sikap masyarakat pemilih Indonesia di Pemilu 2014 yang masih “doyan” dengan money politics, ternyata makin menunjukkan kalau biaya politik di tanah air memang tinggi.
Dan semua itu masuk dalam kategori Praktek korupsi dan itu sangat menciderai nilai demokrasi ini harus kita potong sekarang juga,” jelas Ari Junaedi .dimana keadaan saat sekarang ini kita melihat kelakuan warga yang memajaki setiap caleg dengan sejumlah dana bisa jadi sebagai refleksi dari pandangan rakyat terhadap kelakuan anggota parlemen yang korupsi ungkapnya.
Kondisi tersebut seperti lingkaran setan yang tidak bisa putus. Rakyat melihat caleg yang maju adalah orang yang harus dihabiskan hartanya karena umumnya ketika menjabat sebagai anggota dewan, mereka kerap lupa dan lalai dengan Konstituennya,” jelas dia.
Untuk kondisi korupsi seperti ini tidak berlangsung terus, Ari menyarankan agar pengawas pemilu baik di tingkat terkecil seperti desa hingga kota,dan pusat diaharapkan agar selalu mengawasi terjadinya kecurangan pemilu.
Para pengawas dan pemantau pemilu diharapkan mengambil tindakan tegas,dan jangan membiarkan praktek-praktek rasuah dalam proses pelaksanaan pemilu 2014 nantinya,menghasilkan anggota dewan yang juga korupsi.
Dimana banyaknya beberapa Calon Anggota dewan yang terpaksa mengeluarkan banyak biaya kampanye, akhirnya bisa ditebak mereka-mereka sudah pasti akan mencari dana yang telah dikeluarkan selama proses sosialisasi ataupun kampanye,agar uang yang telah dikeluarkannnya,dapat kembali pungkasnya (Roesyaf).
Cerminan Pemimpin Idola
Pemimpin adalah sosok yang mampu memegang amanah dan dipercaya. Menurut saya, seorang pemimpin haruslah yang diidolakan oleh masyarakat luas. Layaknya, seorang penggemar fanatik yang mencintai idolanya tanpa henti. Penggemarnya akan selalu berada di belakang, menyerukan semangat atas segala tindakan yang dilakukan sang idola. Sama halnya dengan sebuah Negara yang dipimpin oleh kepala Negara, dan kita sebagai rakyat haruslah mendukung penuh. Namun perlu diketahui, tindakan seperti apa yang dilakukan pemimpin idola? Demokrasi? Otoriter? Atau yang mana? Maka, berlakunya simbiosis mutualisme pun harus tercipta, Pemimpin yang menentukan segala tindakan, rakyat yang mendukung, dan keduanya harus menikmati bahagia atas kerjasama yang dibangun untuk Negara, yaitu terciptanya negeri yang maju dan sejahtera. Pemimpin seperti apakah yang mampu menjadi idola? Berikut adalah kriteria pemimpin berdasarkan pemikiran subjektif saya pribadi. Syukur-syukur mewakili kriteria pemimpin yang juga diidolakan pembaca, Mari mengamati:
A. Cerdas Emosi juga Akademisi
Berpendidikan tinggi, menurut saya adalah poin penting yang harus dimiliki, bukan berarti harus sarjana luar negeri atau lulusan terbaik suatu akademik. Setidaknya pemimpin harus memiliki ilmu yang mencukupi dan paham tujuan ia memimpin, paham dengan apa yang sedang ia jalani. Selain cerdas dalam segala ilmu, harus pula dibarengi dengan cerdas emosi. Dengan pemahaman tutur kata yang baik, perilaku sederhana dan santun sudah seharusnya menjadi penyeimbang atas kecerdasan akademisi yang dimiliki.
B. Menginspirasi
Segala tindakannya bisa dijadikan acuan bagi yang dipimpinnya. Segala pemikirannya bisa ditiru dan disetujui mereka yang dipimpinnya. Yup, suri teladan yang baik akan menjadi cerminan pemimpin yang mengidola.
C. Dipercaya dan Amanah
Pempin yang amanah adalah pemimpin yang mampu memberikan kepercayaan kepada mereka yang dipimpin. Suatu perusahaan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya seorang pemimpin, dan juga tak akan berjalan jika tidak ada anak buah, kedua pihak ini tentu harus memiliki satu kunci, bernama “PERCAYA”. Begitu pula dengan suatu Negara.
D. Terbuka
Tidak ada yang dirahasiakan selama itu menyangkut kesejahteraan rakyat. Terbuka dari segala pendapat yang diterima. Tidak pernah menutupi hal yang seharusya diketahui oleh khalayak. Dan pemimpin yang terbuka akan selalu membuka hatinya dari mendegar suatu kebenaran.
E. Mengedepankan Rakyat
Pemimpin yang tidak pernah ‘tidur’ ketika rakyatnya mengalami krisis penyakit dan pendidikan. Yang tetap terjaga ketika rakyatnya tertimpa bencana. Yang selalu mengedepankan rakyatnya daripada kepentingan dirinya pribadi.
F. Mempunyai Kuasa
Bukan berarti bertindak otoriter sesuka hati. Berkuasa disini maksudnya adalah ia yang mampu memberikan keputusan terbaik, memilih jalan dengan tegas meskipun ada resiko yang akan terjadi. Memiliki sifat berkuasa juga baik untuk mejalin persahabatan dengan Negara lain, dengan begitu bukan kita yang takluk dan tunduk terhadap kemauan Negara lain, tetapi negeri kita lah yang mampu memberi peran penting.
G. Taat Hukum
Pemimpin haruslah yang mentaati peraturan Negara tanpa kecuali. Memberikan tindak tegas kepada siapa saja, termasuk anggota keluarganya, jika memang terbukti melanggar hukum. Hukum dibuat untuk dipatuhi bukan sekedar pasal-pasal tertulis yang tidak berfungsi sama sekali.
H. Laki-Laki
Bergender laki-laki. Penutup kriteria pemimpin yang saya buat ini, jelas yang terakhir yang paling subjektif. Wanita tidak boleh jadi pemimpin kah? Menurut saya tidak begitu, perempuan boleh-boleh saja menjadi pemimpin sesuai kodratnya. Yup, wanita ialah pemimpin untuk anak-anaknya, pemimpin untuk generasi penerus (terbukti, guru di taman kanak-kanak sebagian besar adalah perempuan, kan?). Nah, Untuk urusan Negara, saya lebih memilih laki-laki sebagai pemimpin. Karena, laki-laki tercipta dengan pola pikir yang mengedepankan logika ketimbang perasaan.
Pemimpin bukan semata-mata sebuah posisi yang sulit untuk dijalani, Namun bukan pula posisi yang dipuja karena tahta yang akan didapat adalah yang teristimewa, hingga orang-orang berbondong-bondong ingin jadi pemimpin. Pemimpin adalah amanah, dan idola bagi mereka yang dipimpin.
(NGA/kamoeindonesia.org)
HINDARI MONEY POLITIC! UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK
Negara Indonesia adalah Negara yang memiliki sumber daya alam melimpah ruah, pulau dan propinsi yang banyak, budaya dan tradisi yang beranekaragam, dengan jumlah penduduknya yang mencapai ratusan juta jiwa. FYI, pada Agustus 2010 saja tercatat oleh BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.556.363 jiwa. Wow! It’s almost uncountable!
Lantas, bagaimana dengan jumlah penduduk Indonesia pada saat ini? Bisa jadi sudah bertambah menjadi lebih banyak, dan secara otomatis, jumlah pemilih dalam PEMILU pun bertambah banyak pula. Namun, hal terpenting pada saat PEMILU adalah bukan hanya kuantitas pemilih, tetapi juga kualitas pemilih yang perlu diperhatikan.
Untuk meningkatkan kualitas pemilih pada saat PEMILU, diperlukan kesadaran kita mengenai bahaya money politic yang dapat mendoktrin pikiran masyarakat luas dengan pemikiran yang salah.
Well, sebenarnya apa yang dimaksud dengan money politic?
Jika diartikan, money politic dapat berarti pemberian yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilih dalam menggunakan atau tidak menggunakan hak pilihnya. But, you should know bahwa money politic tidak melulu berupa uang. Tetapi dapat juga berupa pembagian kebutuhan sandang dan pangan, bantuan dana kepanitiaan dalam acara-acara tertentu, pemberian alat peribadatan atau dapat pula berupa operasi “serangan fajar” yang masih sering kita dengar.
Seperti apapun bentuk money politic yang disodorkan ke hadapan mata kita, sudah pasti kita harus menghindarinya, agar dengannya, kita dapat menyuarakan hak pilih sesuai dengan hati nurani dan pemikiran yang jernih. Sehingga, akan terpilih pemimpin yang baik, yang dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik pula. Hopefully J
Disamping itu, sebenarnya apa saja dampak dari money politic itu sendiri? Yang pertama, sudah pasti akan menimbulkan kerusakan moral karena bentuk kecurangan yang satu ini. Namun, untuk lebih jauhnya, money politic juga dapat berakibat pada terhambatnya pembangunan di Negeri ini, selain itu, dapat pula mengakibatkan kebobrokan pemerintah, semakin menurunnya keuangan Negara karena hutang yang semakin menumpuk, dan yang paling fatal adalah, akan terpilihnya pemimpin yang tidak jujur yang belum tentu memiliki kredibilitas yang baik sebagai pemimpin. Right?
Dari penjelasan di atas, hendaknya kita semua sudah bisa membuka mata untuk benar-benar menyadari seperti apa buruknya dampak yang bisa diakibatkan oleh money politic bagi bangsa kita. Oleh karenanya, HINDARI MONEY POLITIK! UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK. We deserve to realize :). (ww/kamoeindonesia.org)
Cara Baru Money Politik
Jakarta, PEMILU.com - Praktik suap dan money politik dalam pelaksanaan pemilu 2014 mengalami perubahan. Hal itu disampaikan pemerhati Pemilu Komite Pemilih Indonesia (TEPI) Jeirry Sumampow.
Jika dahulu praktik money politik dilakukan para caleg dengan cara mendatangi pemilih untuk memberikan sembako, atau uang jelang pemungutan suara. Maka, pada Pemilu kali ini, para caleg menghemat membelanjakan dana kampanye mereka dan menyediakan dana untuk menyuap penyelenggara pemilu.
"Kita melihat para caleg tak lagi keluarkan duit habis-habisan untuk baliho dan menyuap pemilih. Tapi mereka menyimpan duit untuk bermain di badan peradilan pemilu," ungkap Jeirry, di Jakarta, Senin (17/2)
Menurut Jeirry, praktik politik uang belum bisa hilang. Kendati demikian, caleg mulai menyadari masyarakat kini sudah kian sadar dan cerdas, sehingga mereka tidak bisa dipastikan apakah akan memilih caleg yang memberikan uang.
"Jadi para calon akan bermain di KPU atau MK yang bisa menentukan kemenangan salah satu calon. Begitupun bawaslu yang bisa menyelesaikan perselisihan antar caleg.
Jingle GG7 ( lirik )
Caleg DPRD KABUPATEN SLEMAN
DAPIL SLEMAN 5
NOMOR URUT 7 (TUJUH)
*)ASPIRASI JANGAN TERBELI
PAKAI HATI, SERTA NURANI
AGAR TAK INGKAR DI HARI NANTI
MEGA DILANGIT
MERAHKAN BUMI
SATU TEKAD DALAM HATI
BERSAMA MASA RAKYAT MENGABDI
HEY...HEY...HEY YOOKKK MILIH GANDA
GAMPING MLATI PASTI TERWAKILI
HEY...HEY...HEY INGATLAH SLALU
SLEMAN SEMBADA PILIH NOMOR TUJUH
SAAT YANG MUDA MULAI BICARA
YANG TUA BANGGA TITIP SUARANYA
SAAT YANG MUDA ANGKAT BICARA
YANG TUA BANGGA PERCAYA KINI SLEMAN BERDAYA
**)MIGUNANI TUMRAPING LIYAN...
Y GUSTAN GANDA SIAP BERJUANG
SAAT YANG MUDA ANGKAT BICARA
YANG TUA BANGGA PERCAYA KINI SLEMAN BERDAYA
Langganan:
Komentar
(
Atom
)



